Minggu, 07 Februari 2010

Saat Kita Mulai Melangkah

SAAT KITA MULAI MELANGKAH

Ku pinang engkau dengan Al- qur’an
Kokoh dan suci ikatan cinta
Tambatan hati penuh marhamah
Arungi bersama samudra dunia
( gradasi )

Tawakkal itu.. saat kita tak mengerti bagaimana kapal ini kan kita kayuh, tapi kita yakin pada Yang menggerakkan angin dan mencipta gugus bintang, sehingga kita punya arah menentukan langkah. Yakin itu..saat kita melangkah tanpa bekal yang melimpah, hanya sejumput tekad, tapi kita yakin bahwa saat kaki mengayuh ada Dzat yang tak pernah lengah menemani dan memberi.
( Putri Q A)


Dalam hidup ini, bahagia tidaknya kita, kita sendiri yang menetukan, rasa kekhawatiran dan rasa takut yang membayang tak perlulah ada. Rasa resah dan gelisah yang berkepanjangan, tak perlu di perlama.
Kasih, aku salut padamu.. masih ku ingat dengan bekal kesederhanaan kau ungkapkan kesungguhanmu padaku. Tanpa panjang kata kau buktikan sebuah ungkapan sederhana.
Kasih, maafkan aku bila benih – benih keraguan itu terkadang masih berkelebat di benakku, tentu membuat langkah ini semakin tersurut atau bahkan berhenti sama sekali. Rasa takut dan cemas, bila berfikir bagaimana mungkin kapal ini bisa dikayuh. Tapi keyakinanmu untuk menyempurnakan separuh dien adalah tekad yang baja. Keyakinanmu bahwa rizkiNya akan datang adalah implementasi dari rasa syukur dan tawakal. Dan itu yang menjadi pemantik semangat untuk terus menumbuhkan keyakinanku.
Subhanallah… dan akhirnya kita memutuskan untuk berkelana, mengarungi lautan, menyusuri jalanan, tanpa bekal apapun, kecuali sejumput tekad untuk menyempurnakan dien dan setangkup keyakinan bahwa Allah pasti bersama kita.
Maka jadilah pernikahan kita, sperti sesuatu yang tak masuk akal, jika kita memasukkannya dalam garis akal manusia, sesuatu yang tak terpikir oleh rasio, tapi justru menjadi sangat logis jika kita berfikir dengan ruang pikir yang lain.
Tapi sungguh, keyakinan kita adalah batu bara yang terus memberi energi, menggerakkan, bahkan membuat bahtera ini sampai pada tujuan. Bukankah Allah telah berfirman “ Dan barang siapa bertawakkal padanya, nisaya Ia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tdak di sangka – sangka.”
Kasih, maka di hari ini, saat kita ikrarkan janji suci untuk mengayuh bahtera itu bersama, aku ingin kita berhenti sejenak, kembali menghirup nafas dan mengumpulkan energi, bahwasanya tawakkal itu tidak hanya saat kita mulai melangkah, tapi juga di tengah perjalanan langkah, bahkan di penghujungnya.
Kasih, perjalanan ini kan kita mulai dengan menanam benih – benih kebaikan, mencabut rumput – rumput ketamakan, keraguan dan kecemasan. Mengairinya dengan mata air kesabaran dan keteguhan, dan menyuburkannya dengan totalilas kepasrahan pada Dzat Yang Maha memberi. Kelak , pasti kan kita petik buahnya dan menikmati bahagianya mencintai.
Kasih, sekali lagi aku salut padamu. Sepertinya terlalu tergesa – gesa rindu ini menemui masanya. Tapi disitulah berkah menanti. Sakinah, mawaddah, wa rahmah menjadi janji, bagi siapa saja yang menjalaniya dengan tulus dan ridho. I love you just the way you are.. semoga cinta kita akan terus mengalun, menjadi pemantik utuk selalu bersyukur atas segala nikmatNy
MERAJUT CINTA MENUJU RIDLONYA

Cinta itu kesiapan memberi !! memberi jiwa, segenap perhatian, bahkan pengorbanan. Cinta itu seperti bingkai, mencipta rasa, merangkum romantika perjuangan. Maka cinta padanya dan rindu wangi syurgaNya akan terus menyala, memantik karya dan amal nyata, meminta perwujudan dan eksistensinya.
( Putri Q A )

Rabb.. kokohkan iman kami
Teguhkan langkah kami
Dan suburkan rasa cinta kami
Hanya untukmu
( Putri Q A )
Kasih, pertemuan kita dengan segala peristiwanya yang mengagumkan adalah sesuatu yang di gariskan. Jalan kehendaknya yang terhampar begitu panjang menjadi sebuah pentas yang akan kita lakoni bersama, dalam suka atau duka. sedih atau bahagia menjadi babak – babak baru kehidupan dengan segenap sisinya.
Kasih, kebersamaan kita adalah kepastian yang telah di tuliskanNya. Maka setiap waktu yang melaju hendaknyalah selalu kita isi dengan ketaatan padanya. Seyogyanya pagi selalu kita awali dengan syukur dan tadabbur, karena hubungan kholiq dan mekhluqNya mengukuhkan keyakinan, menghilangkan kekhawatiran, dan menghapuskan kesedihan.
Kasih, kehendaknya adalah kepastian. Tapi memilih dan memilah realitas merupakn hak kita sebagai hambaNya. Saat kita memilih ingin menuai benih kebahagiaan, maka taburlah bibit kebaikan. Demikian Alloh membalas setiap biji amalan yang kita tanam.
Kasih, aneka warna peristiwa tak selalu mudah di cerna, apalagi untuk mengambil hikmahnya. Betapa banyak peristiwa yang melintas begitu saja, tanpa sedikit pun keinginan untuk menoleh dan peduli dengan apa yang terjadi. Mata tetap saja menatap, tapi pandangannya tak sempurna. Telinga tetap mendengar, tapi sedikit sekali yang mampu dicerna dan difahami. Itu sebabnya, mengapa kita butuh mata hati untuk menuntun jejak kaki.
Kasih, mari kita belajar memaknai setiap detik yang bergulir. Agar keberadaan mata, tak hanya menjadi jendela jendela dunia, tapi juga mampu membuka jendela jiwa, agar seberkas cahaya selalu meneranginya. Mari kita belajar merangkum setiap peristiwa dan mengambil hikmahnya, agar kita tak seperti rumpur ilalang yang tumbuh liar di pelataran kasihNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar